로고

입주 시까지 1천만원
10년 전세프리미엄

비테라 인 테라스

자유게시판

3 Horrible Mistakes To Avoid When You BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam …

페이지 정보

profile_image
작성자 Ciara
댓글 0건 조회 3,173회 작성일 24-03-21 21:27

본문

BDSM: Sebuah Pengantar Mendalam ke Dunia Sensasi dan Kontroversi




BDSM, singkatan dari Bondage, Dominance/Discipline, Submission/Sadism, dan Masochism, yaitu subkultur yang sudah menjadi subjek polemik dan penelitian selama bertahun-tahun. Dengan akarnya yang kuno dan berkembang menjadi fenomena kebiasaan yang rumit, BDSM menimbulkan pelbagai respon dari masyarakat umum, mulai dari penolakan sempurna sampai pemahaman yang mendalam.


Sejarah BDSM: Dari Kuno Hingga Modern

BDSM bukanlah fenomena baru. Praktik-praktik seperti perbudakan, sanksi jasmani, dan permainan kekuasaan sudah ada dalam sejarah manusia semenjak zaman kuno. Sebagai contoh, dalam kebudayaan Romawi kuno, relasi dominasi dan submisi sering kali kali terjadi dalam wujud perbudakan seksual. Sedangkan berbagai praktik ini mempunyai akar sejarah yang panjang, istilah BDSM sendiri baru timbul pada abad ke-20.

Pada awal abad ke-20, contoh-figur seperti Marquis de Sade, seorang penulis Prancis yang familiar dengan karya-karyanya yang kontroversial, memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman permulaan seputar konsep-konsep yang terkait dengan BDSM. Selain itu, di era yang sama, Sigmund Freud memperkenalkan konsep sadisme dan masokisme sebagai bagian dari teori psikoanalisisnya.

Perkembangan lebih lanjut dari subkultur ini terjadi pada tahun 1950-an dan 1960-an di Amerika Serikat, ketika kelompok sosial-komunitas rahasia mulai terbentuk di sekitar praktik-praktik BDSM. Selama jangka waktu ini, para pelaku BDSM mulai merumuskan kode etik dan tata tertib-regulasi yang memandu praktik-praktik mereka, serta menyampaikan konsep-konsep seperti \"Safe, Sane, and Consensual\" (SSC) dan \"Risk-Aware Consensual Kink\" (RACK), yang menekankan pentingnya keselamatan dan persetujuan dalam segala interaksi BDSM.

Konsep-Konsep Dasar dalam BDSM

1. Bondage: Yaitu praktik mengikat atau mengatur gerakan seseorang menggunakan tali, rantai, atau bahan lainnya. Tujuan dari bondage bisa bervariasi, mulai dari estetika dan eksplorasi sensual hingga permainan kekuasaan.

2. Dominance and Submission (D/s): D/s melibatkan dinamika kekuasaan di antara pasangan, di mana satu pihak mengambil peran dominan (dom) sementara yang lainnya menjadi submisif (sub). Ini melibatkan aturan-tata tertib yang disepakati dan permainan kekuasaan yang konsensual.

3. Sadism and Masochism (S&M): Sadisme ialah kepuasan seksual yang diperoleh dari menyakiti atau mendominasi orang lain, sementara masokisme yaitu kepuasan dari mendapatkan rasa sakit atau penderitaan. Dalam konteks BDSM, kedua konsep ini dapat dijelajahi dengan persetujuan dan batasan yang terang.

4. Consent: Persetujuan yakni pilar utama dalam praktik BDSM. Semua tindakan sepatutnya didasarkan pada kesepakatan yang terang dan diberi secara sukarela oleh seluruh pihak yang terlibat. Persetujuan ini mesti bebas dari paksaan, tekanan, atau manipulasi.

Kontroversi dan Penafsiran Terhadap BDSM

Meski praktik-praktik BDSM sudah berkembang dan diterima secara luas di antara komunitas yang terlibat, masih ada banyak kontroversi yang memutari subkultur ini. Salah satu kritik utama yakni bahwa BDSM melibatkan kekerasan dan penindasan, meski pendorongnya menegaskan bahwa semua perbuatan dikerjakan dengan persetujuan dan kesadaran penuh dari seluruh pihak yang terlibat.

Beberapa juga cemas bahwa praktik-praktik BDSM bisa memperkuat ketidaksetaraan gender dan mewujudkan kesalahpahaman tentang apa yang sebetulnya sehat dalam relasi seksual. Namun, penunjang BDSM berargumen bahwa subkultur ini sesungguhnya menunjang komunikasi yang jujur ​​dan terbuka antara pasangan, serta pemberdayaan individu untuk mengeksplorasi dan menyatakan keinginan mereka dengan aman.



BDSM merupakan subkultur yang kompleks, dengan akar sejarah yang panjang dan perkembangan modern yang terus berlanjut. Sedangkan masih menghadapi banyak kontroversi, BDSM sudah berkembang menjadi komunitas yang terorganisir dengan bagus, dengan prinsip-prinsip seperti keselamatan, kesadaran, dan persetujuan yang menjadi tanda utama.

photo-1620028193531-49ca2d6b9611?ixid=M3wxMjA3fDB8MXxzZWFyY2h8N3x8aGFyZGNvcmUlMjBzZXh8ZW58MHx8fHwxNzExMDIzNzI4fDA\u0026ixlib=rb-4.0.3Penting untuk diingat bahwa praktik-praktik BDSM semestinya selalu dilaksanakan dengan persetujuan bebas dan sukarela dari segala pihak yang terlibat. Dengan memahami konsep-konsep dasar dan poin-poin yang mendasari subkultur ini, masyarakat bisa lebih terbuka terhadap bermacam bentuk ekspresi seksual dan mendorong kebebasan individu untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka dengan aman dan sehat.

댓글목록

등록된 댓글이 없습니다.